Pages

Di Balik Manglayang Makna itu Kusingkap


 DI BALIK MANGLAYANG, MAKNA ITU KUSINGKAP

Badan rasanya remuk, seluruh persendian sakit, telapak kaki mengelupas, dan tangan tergores di sana-sini. Entah itu efek normal dari pasca-pendakian, atau itu efek yang cuma terasa oleh pemula seperti aku. Secara teoretis maupun praktis, aku tidak berpengalaman naik-turun gunung. Dan entah kelewat nekat atau bodoh aku mengiyakan saja ajakan adik kelasku untuk naik gunung Manglayang – tanpa latihan fisik, tanpa pengetahuan survival! Wah… cari mati emang… *geli sendiri* haha..

Kenapa aku mau? Yah, katakan ini adalah salah satu terapi yang aku rancang sendiri untuk mengalahkan ketakutan dan ketidakpercayaan diriku. Juga membuat warna dari pengalamanku beraneka. Aku terlalu banyak terdiam di wilayah para akademisi yang tertegun pada landasan teoretis dan memperdebatkan data-data yang ada. Sudah cukup bicara dengan mereka yang bolak-balik ke luar negeri, menang lomba sana-sini,  diskusi teori psikologi tanpa pernah lihat kenyataan yang ada. Sudah saatnya lihat dunia yang sebenarnya, yang tak pernah bisa tergambar dari teori. Teori adalah idealismenya, tapi kenyataan tak pernah ada yang ideal.