Pages

Catatan Kecil Sawiyya

" Kumandangkan pernikahan … dan rahasiakan peminangan”
(HR. Ummu Salamah r.a.)"

Entah kenapa kata-kata itu terus terngiang di telingaku. Merahasiakan pinangan… Mengapa? Aku terpekur. Pinangan adalah saat yang menggembirakan, apalagi bagi para penanti setia yang sudah berada di batas kesabarannya. Merahasiakannya mungkin sulit dilakukan, bukan? Namun, di sinilah aku melihat betapa indahnya islam. Apa yang dimaksud? Suatu bentuk penjagaan hati dan perasaan. Pinangan tak berarti fix untuk menikah. Pinangan adalah jalan meunju ke sana. Syukur-syukur jika setelah peminangan disiarkan dengan ramai, pernikahan akhirnya terlaksana. Kalau tidak? Bagi pria (mungkin) itu bukan masalah besar, tapi bagi wanita?

Bicara wanita memang selalu terdengar ribet, dari mulai pakaian sampai hal-hal kecil lainnya. Eiiitss… Jangan dulu ngedumel, justru di situ letak keistimewaannya. Wanita dalah makhluk yang dibuat sedemikian halus namun kuat. Nah, kembali ke masalah pinangan. Setelah pinangan itu tidak berbuah pernikahan, sakit hatikah si wanita? Sedikitnya ada kekecewaan, tapi (masih) bisa dikelola. Yang jadi masalah adalah apa yang dikatakan orang lain tentangnya? Aku rasa, itulah yang membuat seorang wanita terluka. Tidak peduli si peminang itu dicintainya atau tidak, perkataan orang tentang bagaimana pernikahan bisa batal, kira-kira apa yang menyebabkan batalnya dan sebagainya – gunjingan murahan – mampu memporakporandakan hatinya. -__- lebay… Dan islam mengantisipasi adanya kemungkinan itu.

Hmm… pinangan aja dianjurkan dirahasiakan, apalagi kalo kamu (para cowok ) hanya merasakan letupan-letupan kecil di hatimu, dalam kata lain, kamu HANYA menyukai seseorang. Kebayang gak, kamu sudah gembor-gembor kepada teman-temanmu, “si A tuh target aku lho..”, “eh, dia itu calon aku..” dan omongan sejenisnya yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, sementara usiamu masih belia, terus akhirnya kamu sadar yang kamu rasakan hanyalah gejolak masa muda yang lewat begitu saja… Mending kalau si korban gak suka sama kamu, paling dia makin eneg aja dengan omong besarmu. Kalo dia juga ternyata ada hati? Celakalah kamu, para cowok… kamu benar-benar sudah zhalim!! Lagipula teman, rasa suka itu perlu dipertanggungjawabkan, jadi TIDAK MUDAH untuk menyukai seseorang. Jangan menyukai seseorang dengan caramu, tapi lakukan hal itu dengan ILMU!!!

Terinspirasi dari pengamatan selama SMA, sungguh tidak dapat dibilang sedikit aktivis tergoda dengan sebuah bayangan indah tentang cinta, tapi mereka sudah mengetahui betul apa yang terlarang untuk mereka lakukan, muncullah khitbah-khitbah semu, hasil perpaduan sempurna antara ketidakmatangan ilmu dan kekurangdewasaan jiwa. Semoga menjadi pelajaran, jargon ‘semua indah pada waktunya’ harus bisa direalisasikan, bukan hanya omongan manis di setiap obrolan ringan.



Agak aneh memang, tulisan aku yang sekarang.Mungkin ada pengaruh kuat dari sahabat yang sedang menanti masa pernikahan.hoho... ^o^ dan sekadar rasa prihatin, untuk cinta yang mudah terucap dari bibir ikhwan yang katanya hanif...