Pages

Ramadhan dan Sabar :)


SABAR. Kata itu menjadi PR tersendiri buatku. Itu yang aku panjatkan sebagai permintaan khususku di bulan Ramadhan ini. Aku memohonkan kata itu melekat pada diriku. Dan banyak hal yang terjadi, bukan kesabaran itu yang langsung melekat padaku, tapi aku dihadapkan pada banyak peristiwa yang menguji dan meminta keberserahanku padaNya.

Kenapa aku punya permintaan khusus? Karena hal itu yang masih sangat kurang pada diriku, sehingga aku selalu menangis setiap kali kesal menunggu bis yang ngetem selama 2 jam, aku selalu mengetuk-ngetukkan jari tangan saat harus menunggu seseorang yang telat janjian, atau merutuk dalam diam setiap kali ada orang yang seenaknya di ruang publik. Sabar bagiku adalah tak ada keluh yang menyisa di sudut bibir ketika semua perencanaan terhambat atau semua kemudahan dicabut, atau ketika kebenaran itu diinjak. Bukan rutukan yang harus ada. Bukan umpatan. Karena itu bukan penyelesaian. Sabar adalah mengikhtiarkan sambil tak putusnya berbaik sangka kepadaNYA. Sabar adalah menyadari setiap peristiwa diterjadikan dengan izin dan ketetapanNYA, tanpa cela, tanpa kecacatan. Sabar juga merupakan sebuah pengertian tanpa habis untuk menerima.

kenapa harus di bulan Ramadhan? Karena Ramadhan adalah bulan pembinaan diri untuk menjadi diri yang jauh lebih baik ketika menginjak Syawal. Tak ada pembinaan diri yang nyaman. Tak ada pembinaan diri yang menyenangkan. Seperti juga guci-guci cantik yang menghabiskan sebagian besar prosesnya dengan menyakitkan, seperti juga kupu-kupu yang terjelma dari ulat yang menempuh proses yang panjang, seperti juga diri kita yang harus melalui setiap sakit dan luka untuk menjadi mulia. Tidak ada kemuliaan tanpa pengorbanan, itu yang harus disadari. Sehingga Ramadhan adalah momentum yang tepat untuk menempa diri agar menjadi mulia dan memiliki kesiapan optimal untuk menghadapi sebelas bulan ke depan yang akan penuh dengan hambatan.

Ketika rasa malas itu menerjang; ingatlah saja, Badar dimenangkan ketika terik membakar Ramadhan itu terasa; ingatlah saja, Mekah dimuliakan ketika panasnya Ramadhan menggantang; dan ingatlah saja, sesungguhnya perang yang lebih dahsyat dari semua itu adalah pergulatan batin untuk mengelola hawa nafsu. :) pembinaan juga berarti kesediaan untuk mendekat padaNYA tanpa ragu.

Ah, jadi bicara panjang lebar. :) kembali ke persoalan sabar, banyak yang terjadi. banyak tangis tertahan, banyak sangka yang harus diluruskan, banyak juga amarah yang harus dikelola agar tak jadi bom waktu yang menghancurkan. Ada cerita tentang macet luar biasa, ada cerita tentang keikhlasan menolong si muda, ada cerita tentang keterlambatan saat janjian, ada cerita tentang baik sangka ketika seluruh rancangan rencana rusak dengan realisasi acak-acakan, ada juga cerita tentang menahan marah meski benar. PR. Bismillah... harus bisa.

Semoga Syawal menjadi bulan peningkatan yang menjadi hasil berproses dari pembinaan diri. Amin.. :)


7 Agustus 2012