akhir-akhir ini terlalu banyak bergelut dengan ini: PEDULI tanpa PEKA.
Lama-lama jadi pengamat bikin muak juga. :) #sorry for being sarcastics,
like I always have been..
Manusia dikategorikan ke dalam 3 kelompok: pertama, yang gak peduli
dan gak mau peduli lingkungan sekitar; dua, yang peduli tapi punya cara
'semau gue' buat mengekspresikan kepeduliannya (gak peka); dan yang
ketiga, yang punya kepedulian dan tahu cara serta porsi yang pas untuk
mempedulikan orang lain (peka).
Mana yang paling aku benci? opsi kedua. Kenapa?
Kepedulian gak bisa dilepaskan dari kepekaan. Memang ada orang yang
peka, ada yang bebal mengenai kondisi orang lain, tapi kepekaan bisa
ditumbuhkan, sama seperti kepedulian. Kenapa harus peka? Karena kondisi
setiap orang berbeda. Apa yang pas untuk kita, tidak berarti pas untuk
orang lain. Kita mungkin akan tersadar setelah ditampar, tapi mungkin
orang lain hanya akan merasakan kesakitan jika diperlakukan begitu. Kita
mungkin suka dilimpahi kata-kata lembut, tapi orang lain mungkin hanya
akan merasa malu diperlakukan begitu. Tidak bisa pukul rata. perbedaan
individual berlaku. Tapi memang ada standar yang akan memagari sebelum
kita berinteraksi: norma sosial dan etika. Norma sosial dan etika ini
yang akan membantu kita berperilaku ketika kita belum bisa mengenali
siapa dan bagaimana orang yang bergaul dengan kita. Artinya, ada aturan
yang dinilai baik oleh semua orang untuk bertatakrama. Selanjutnya, kita
bisa punya cara bertingkah laku yang berbeda untuk setiap orang yang
berbeda, ketika sudah mengenalnya. Cara 'semau gue' cuma bisa diterapkan
pada komunitas dengan anggota akrab. Misalnya, kita punya mulut usil
tukang ngedumel. Apa kita ngedumel di setiap kesempatan, segala situasi,
dengan setiap orang, dimanapun kita berada? TIDAK. Dan tidak bisa
seperti itu. Kita bisa berperilaku begitu ketika di komunitas yang akrab
dengan kita, sahabat, atau mungkin saudara. Mereka mengenal dengan baik
siapa dan bagaimana kita, kita juga mengenal siapa dan bagaimana
mereka. Lalu mulut usil kita ini juga ikut menyesuai, harus seusil apa
dan mengusili siapa.
Cara 'semau gue'? Tidak bisa, apalagi di lingkungan heterogen yang
tidak akrab dengan kita. Meski niatnya baik demi perubahan, cara 'semau
gue' tidak akan pernah bisa dipakai. peduli yang salah kaprah namanya.
Peduli yang bodoh dan tidak mendatangkan perubahan.
Apakah masih ada yang mau bilang, '' ini cara gue bikin
perubahan!!''?. Cara 'semau gue' gak akan pernah bisa dipakai. Kepedulian
tanpa kepekaan, buahnya cuma cercaan.
Pusing? Selamat merenung. kepekaanlah yang membuat kita tahu
bagaimana cara yang tepat. Peduli? Bagus. Tapi tanpa kepekaan? Kita cuma
memaksakan sepatu kita pada kaki orang lain yang belum tentu sama
ukurannya dengan kaki kita. Dan itu bodoh.
Ciseke, 16 Juli 2012
0 komentar:
Posting Komentar