Mungkin setan sedang terbahak, tentang uluran tangan yang melunglai, tentang mata yang kering tanpa dikomandoi hati yang merintik basah, tentang bibir yang datar tanpa lekuk, tentang aku.
kalau lelah selalu bertingkah, tak mengapa. Kalau merah yang menangis pecah, bagaimana?
yang di atas tadi? ya. itu cuma curhatan. Terlalu banyak tekanan yang tidak bisa diceritakan lewat bibir ini. Aku bingung, setiap kali menulis kok rasanya yang keluar cuma kesentimentilan aku, seluruh diksi melankolis yang tercatat. Mungkin aku kelewat sensitif.
Aku hampir menangis. sudah 2 tahun terlewat sejak tangis terakhirku karena hal semacam ini: LELAH. Bukan karena ukuran fisik, bukan. Hanya saja sudah terlalu banyak energi yang terkuras untuk menjaga si merah ini tetap tersenyum. Aku sudah terlalu terbiasa 'dimarahi' orang. Terlalu terbiasa 'disalahkan'. Terlalu terbiasa menunduk saja, menelan bulat-bulat semua tuduhan yang terlontar padaku. rasanya sangat lelah.
Aku ingin marah, tapi pada siapa? Hakku untuk marah sudah tak ada. Malah akan mengoyak semuanya... Mungkin aku terlalu takut untuk bersandar sendiri. Mungkin aku terlalu takut untuk menggenggam angin di antara jemari yang kosong. Diam ini sudah melahirkan bermacam prasangka.
Tuhan....
Tolong buat dia bicara.
Aku lelah menyapa tanpa diberi ruang di hati
Aku lelah menjaga sekaca hati yang terlalu rapuh
dan hatiku juga mulai rentan
sebentar lagi hancur..
Aku sedang tak mau diadili. Maaf.
0 komentar:
Posting Komentar