Jika ada yang ingin aku sematkan,
kuharap itu bukan kebanggaan atas rupa.
Kubilang jangan memujiku cantik
Sebab aku merasa dikotakkan pada standar-standar bodoh manusia
soal mulus, soal putih, soal langsing, soal warna bibir,
soal hal-hal lahir yang memang diciptakan Allah dari dulu demikian
Jika ada yang ingin aku dahulukan,
kuharap itu bukan soal tampilan luar
Soal merk pakaian, apalagi ngobrol soal brand terkenal
Sebab aku merasa dikerdilkan oleh standar paling material
yang justru menghinakan
Jika ada yang harus aku perhatikan,
kuharap itu soal sejauh apa aku mampu menakar
Atas kapasitas diri.
Atas prestasi.
Lalu berkarya sampai mati.
Mereka selalu punya hal untuk dicaci,
tanpa pernah melihat cela diri
Mengata-ngatai
Tanpa melihat aib hati.
Kuharap,
Aku mampu memuliakan diri seperti sifat para nabi.
Tapi justru melalui tulisan ini,
Aku ingin memaki.
Bodoh!
Ya, manusia memang bodoh.
Bodoh karena lebih senang mengoreksi orang ketimbang
menghitung dosa-dosa sendiri.
Bodoh karena lebih marah dikatai manusia
padahal aibnya jauh lebih busuk.
Ya, bodoh.
Dan si bodoh ini sedang menulis kebodohannya tanpa henti.
Nurma Sawiyya,
Kebayoran Baru, 13 Agustus 2018